Kehidupan terkadang membuat kita berpikir lebih bagaimana cara
untuk menjalani kehidupan didunia walau dunia ini hanyalah sementara. Saat
dihadapi sebuah ujian ataupun cobaan, tentu kita akan berpikir bagaimana
caranya untuk melewati ujian tersebut lalu menyelesaikannnya. Dengan rasa
ikhlas, sabar dan tawakkal akhirnya semua itu bisa dilewati dengan mudah
asalkan kita tetap ingat pada Yang Maha Kuasa, Allah Subhana wata’ala.
Hal yang demikian itu ku alami saat harus melanjutkan pendidikan
untuk masa depanku. Namun disaat yang bersamaan, aku menghadapi suatu pilihan
yang sedikit membuatku berpikir lebih atas konsekuensinya, tetapi Alhamdulillah
dengan konsistensiku akhirnya aku bisa menyelesaikannya.
Maksud dari semua itu ialah ketika aku dihadapkan oleh seorang
wanita yang kelihatannya terpendam perasaannya kepadaku yang telah lama ku
kenal. Hingga pada suatu hari, dia menangis tanpa belum ku ketahui penyebabnya.
Dan pada saat itu juga aku bertanya padanya :
“ Kamu kenapa, apa yang membuatmu menangis ? Tanyaku.
“
Tangisnya
menyebabkan dia sulit mengatakan apa yang hendak dikatakannya, dan hingga pada
akhirnya dia menjawab. “ Aku ingin mendapatkan orang yang spesial, yang bisa
menyayangi aku, mempedulikan aku, dan memerhatikan aku. Tetapi orang itu tidak
ada, “ ujarnya. Akupun menjawab,
“ Apakah seseorang yang spesial itu perlu
bagimu ? “ Iya, jawabnya. Lalu aku kembali
bertanya, “ Pasti kamu merindukan sosok seorang kekasih/pacar dalam hidupmu
sehingga kamu begitu sedih menghadapinya saat ini. “ Dia berkata, Aku hanya
ingin disayang, diperhatikan, dan dipedulikan. “ Dan akupun menanggapi : “ Apakah orang
spesial itu harus dijadikan kekasih/pacar sehingga bisa menyayangimu,
mempedulikanmu, dan memperhatikanmu. Kenapa harus kekasih/pacar, sedangkan kamu
memiliki orang tua, sahabat, dan saudara-saudaramu yang bisa dijadikan orang
yang spesial. “
Mendengar jawabanku itu, dia
bersikaf seolah-olah seperti anak kecil yang ngambek serta merta acuh tak acuh dengan perkataanku.
Tak perlu mencari orang yang spesial jika
orang yang sederhana mampu membuatmu bahagia, tak perlu mencari sosok yang sempurna
jika orang yang apa adanya mampu membuatmu tersenyum, senang dan tertawa.
Peduli dan perhatian adalah persoalan waktu dan keadaan, jika kamu ingin
disayang dan diperhatikan, maka kembali pada dirimu sendiri, apakah kamu
seperti itu terhadap orang lain ataupun orang-orang terdekatmu, dan terutama
kepada Allah. Sayangkah kamu denganNYA, Pedulikah kamu denganNYA ? Kita punya
sang Pencipta jadi segala sesuatu itu berasal dariNYA. Kita masih punya Allah,
tak ada kasih sayang yang lebih baik dari kasih sayang Allah. Kita sayang
padaNYA maka Allah pun menyayangi kita melalui oranglain yang sayang kepada
kita. Apakah kamu menyayangi Allah ? Kasih sayang tak harus terikat, karena kasih
sayang mutlak dari hati. Ada saatnya kita berbenah kenapa kita seperti ini, maka
dari itu berpikirlah. Aku tau kamu pasti merindukan sosok kekasih/pacar, tetapi
bagiku kekasih/pacar itu hanya membuatku gusar, galau, resah gelisah atas
keterikatan itu. Semua itu akan menghancurkan hati dan perasaan serta pikiran
atas masa depan yang cerah. Harus
konsisten !!! Jodoh itu mengikuti
sukses, bukan sukses yang ngikutin
jodoh.
Kemudian Dia mengatakan seperti ini, “ Jika
rasa sayang adalah masalah waktu bagaimana jika ada yang lebih dulu
menghampiriku dengan rasa sayangnya untuk saat ini, esok atau nanti. “
Lalu
aku menjawab, “ Itu adalah pilihanmu, karena aku mempunyai sebuah komitmen dan
konsisten dalam hidupku yaitu meraih pendidikanku. Ilmu untuk masa depanku.
Tentunya itu yang ku sebut waktu. Maka untuk itu aku belum berpikir lebih jauh
tentang hal yang sebenarnya belum untuk ku pikirkan. Aku sangat menjauhkan yang
namanya PACARAN, demi menyelamatkan diriku dan menjaga diriku dari wanita-wanita
yang dekat bersamaku siapapun itu. Karena kesendirianku saat ini serta menolak
terjalinnya sebuah hubungan, hidupku terasa lebih baik dan bermanfaat, karena
masa laluku telah mengajarkanku untuk berubah yang lebih baik, dengan syarat
tidak mengulanginya kembali. Inilah aku. Aku takut Allah.
Dia lalu menanggapi jawabanku, “
Tetapi kamu bilang kalau jodoh itu yang mengejar sukses, bukan sukses yang
mengejar jodoh. “
Aku
menjawab, “ Benar, jodoh itu yang mengikuti sukses, tentunya bukanlah sebuah
kesuksesan jika sukses itu mengikuti jodoh. Kamu mau tau alasannya kenapa ?
Karena
aku laki-laki, jika aku tidak berhasil atas ilmu dalam pendidikanku, bagaimana
aku akan membimbing keluarga kecilku nanti dimasa depan. Aku memang menyayangi
kamu tetapi hal itu ku anggap hal yang wajar dan tidak melampaui batas akidah agama.
Bahagia
itu terletak pada ketenangan jiwa. Aku telah diselamatkan dari hukum haram
berpacaran, jadi aku menolaknya saat ini. Pacaran hanya membuat rugi sang
perempuan dan juga mendekati zina (zina mata, zina telinga, zina lidah, zina
mulut, zina tubuh, dan lain-lain). “
Setelah mendengar pemaparanku, dia akhirnya mengerti atas apa yang
sudah ku katakan.
Terlintas
dalam pikiranku, aku berdo’a untuknya, “ Yaa Allah, jagalah dia, lindungi dia,
berilah hidayah serta ridhaMu, agar bisa menjadi wanita yang lebih baik lagi,
menjadi insan yang shalihah yang Insya Allah surga untuknya diakhirat nanti. “
Lalu akupun berpesan padanya :
Jangan
sia-siakan hidupmu untuk hal-hal yang tidak ada manfaatnya, jangan membuat
dirimu rugi sendiri. Lanjutkan dan tamatkan pendidikan ilmumu untuk masa depan.
Semoga Allah melimpahkan hidayahNYA kepadamu, diberi keridhaanNYA untuk kamu,
dan dipermudahkan urusanmu untuk keberhasilanmu nanti. Ingat, dibumi ada
manusia, dan diatas manusia masih ada Allah yang selalu melihat, mengawasi,
mendengar serta menghukum manusia yang meleset jauh dari hukum dan peraturanNYA.
SEKIAN
My Opini :
Guyss,, ya Akhy wa Ukhty,, inilah
sebuah contoh kisah hidup yang ku alami saat ini, dimana kisah ini ku jadikan
pelajaran hidupku. Semua orang pasti mempunyai masa lalu, termasuk aku,
mengenal yang namanya PACARAN, tetapi itu masa lalu, dahulupun aku pernah
mempunyai kekasih/pacar, namun perlu digaris bawahi bahwa aku menjalani sebuah
hubungan itu hanyalah sebatas teman. Tak pernah sedikitpun aku merugikan dan
merusak wanita tersebut. Itupun aku hanya pernah memegang tangannya saja,
karena aku masih ingat Allah. Saat itu aku begitu dilema, disertai kegundahan,
kegalauan, atas perasaan ini dahulu. Setelah aku berpikir kembali, Alhamdulillah
aku pun sadar bahwa semua itu adalah salah, masa disaat aku belajar ilmu di
Sekolah Menengah Atas dan mencari jati diri, habis dan sirna akibat urusan
dunia yaitu pacaran yang sesungguhnya melukai hati saat berakhir.
Tersadarlah
aku, bahwa aku tidak mau merugikan dan merusak seorang wanita, karena
sesungguhnya itu bukanlah mukhrim aku, bagaimana jadinya nanti jika sebuah
hubungan pacaran itu membekas dalam diri si wanita serta yang kelak menjadi
mukhrim wanita itu mengetauinya, bukan hanya kecewa, namun rugi dan kecewa
besar si mukhrim atas apa yang telah dilakukan si wanita dahulunya. Allah itu
Maha Adil, jika hidupku dipenuhi dosa dengan merugikan seorang wanita, bisa
dipastikan nanti aku mendapatkan jodoh yang pernah dirugikan oleh seorang
lelaki, tentunya aku tidak mau seperti itu. Tetapi jika hidupku dilalui dengan
memuliakan wanita, tentunya jodohku juga berasal dari kemuliaan yang aku
lakukan. Aku tau bahwa Allah pasti membalas perbuatan yang sudah dilakukan oleh
manusia, maupun sebuah kebaikan ataupun keburukan kita. Tentunya aku
menginginkan hal yang baik, maka dari itu aku berusaha untuk melakukan kebaikan
itu. Jika kita ingin mendapatkan jodoh yang baik, maka jadikan diri kita baik
terlebih dahulu, jika kita ingin mendapatkan jodoh yang shalihah, maka jadikan
diri kita shalih terlebih dahulu.
Sebagaimana dijelaskan dalam Firman
Allah dalam Al Qur’an :
“
Perempuan yang keji untuk laki-laki yang keji, dan laki-laki yang keji untuk
perempuan yang keji pula, sedangkan perempuan yang baik untuk laki-laki yang
baik, dan laki-laki yang baik untuk perempuan yang baik pula. “ ( Q.S An Nur : 26 )
Jadi jagalah diri kita
sebaik-baiknya, seperti kehormatan, harga diri, adab berpakaian, perkataan yang
baik. Tentunya dengan akidah dan agama, selalu tawaqqal dan bersabar atas hidup
ini, semua itu bukanlah suatu yang mustahil terwujud. Allah melindungi
orang-orang yang berbuat kebaikan. Tentunya yang boleh memiliki diri kita
seutuhnya adalah mukhrim yang shah dari kita sendiri dengan Ijab Qabul bukanlah
pacar yang selalu mengedepankan hawa nafsu belaka namun bergelimah dosa.
Menjadi
orang baik memanglah sulit, tetapi jadilah orang baik meskipun itu sulit.
Astaghfirullah
hal al’azzim, Subnanallah walhamdulillah walaa ilaaha ilallahu wallahu akbar, Barakallahu
fi’ik, Taqqobalallahu minna waminkum, Taqqobal yaakariim, Laa haulawalaa
kuwwata illabillahil aliyyilazzim, Allumma ajirna minnaar. Sukron. J
Tidak ada komentar:
Posting Komentar