Tulisan Bergerak

Selamat Datang. Selamat Mengunjungi halaman blog saya. Semoga anda menyukainya dan menemukan apa yang engkau cari. Terima Kasih. Barakallah.

Kamis, 28 Agustus 2014

Wanita dalam Pengalaman Hidupku


Kehidupan terkadang membuat kita berpikir lebih bagaimana cara untuk menjalani kehidupan didunia walau dunia ini hanyalah sementara. Saat dihadapi sebuah ujian ataupun cobaan, tentu kita akan berpikir bagaimana caranya untuk melewati ujian tersebut lalu menyelesaikannnya. Dengan rasa ikhlas, sabar dan tawakkal akhirnya semua itu bisa dilewati dengan mudah asalkan kita tetap ingat pada Yang Maha Kuasa, Allah Subhana wata’ala.
Hal yang demikian itu ku alami saat harus melanjutkan pendidikan untuk masa depanku. Namun disaat yang bersamaan, aku menghadapi suatu pilihan yang sedikit membuatku berpikir lebih atas konsekuensinya, tetapi Alhamdulillah dengan konsistensiku akhirnya aku bisa menyelesaikannya.
Maksud dari semua itu ialah ketika aku dihadapkan oleh seorang wanita yang kelihatannya terpendam perasaannya kepadaku yang telah lama ku kenal. Hingga pada suatu hari, dia menangis tanpa belum ku ketahui penyebabnya. Dan pada saat itu juga aku bertanya padanya :
          “ Kamu kenapa, apa yang membuatmu menangis ? Tanyaku. “
Tangisnya menyebabkan dia sulit mengatakan apa yang hendak dikatakannya, dan hingga pada akhirnya dia menjawab. “ Aku ingin mendapatkan orang yang spesial, yang bisa menyayangi aku, mempedulikan aku, dan memerhatikan aku. Tetapi orang itu tidak ada, “ ujarnya.  Akupun menjawab,
        “ Apakah seseorang yang spesial itu perlu bagimu ? “  Iya, jawabnya. Lalu aku kembali bertanya, “ Pasti kamu merindukan sosok seorang kekasih/pacar dalam hidupmu sehingga kamu begitu sedih menghadapinya saat ini. “ Dia berkata, Aku hanya ingin disayang, diperhatikan, dan dipedulikan.  “ Dan akupun menanggapi : “ Apakah orang spesial itu harus dijadikan kekasih/pacar sehingga bisa menyayangimu, mempedulikanmu, dan memperhatikanmu. Kenapa harus kekasih/pacar, sedangkan kamu memiliki orang tua, sahabat, dan saudara-saudaramu yang bisa dijadikan orang yang spesial.  “
            Mendengar jawabanku itu, dia bersikaf seolah-olah seperti anak kecil yang ngambek serta merta acuh tak acuh dengan perkataanku.
               Tak perlu mencari orang yang spesial jika orang yang sederhana mampu membuatmu bahagia, tak perlu mencari sosok yang sempurna jika orang yang apa adanya mampu membuatmu tersenyum, senang dan tertawa. Peduli dan perhatian adalah persoalan waktu dan keadaan, jika kamu ingin disayang dan diperhatikan, maka kembali pada dirimu sendiri, apakah kamu seperti itu terhadap orang lain ataupun orang-orang terdekatmu, dan terutama kepada Allah. Sayangkah kamu denganNYA, Pedulikah kamu denganNYA ? Kita punya sang Pencipta jadi segala sesuatu itu berasal dariNYA. Kita masih punya Allah, tak ada kasih sayang yang lebih baik dari kasih sayang Allah. Kita sayang padaNYA maka Allah pun menyayangi kita melalui oranglain yang sayang kepada kita. Apakah kamu menyayangi Allah ?  Kasih sayang tak harus terikat, karena kasih sayang mutlak dari hati. Ada saatnya kita berbenah kenapa kita seperti ini, maka dari itu berpikirlah. Aku tau kamu pasti merindukan sosok kekasih/pacar, tetapi bagiku kekasih/pacar itu hanya membuatku gusar, galau, resah gelisah atas keterikatan itu. Semua itu akan menghancurkan hati dan perasaan serta pikiran atas masa depan yang cerah.  Harus konsisten !!!  Jodoh itu mengikuti sukses, bukan sukses yang ngikutin jodoh.

               Kemudian Dia mengatakan seperti ini, “ Jika rasa sayang adalah masalah waktu bagaimana jika ada yang lebih dulu menghampiriku dengan rasa sayangnya untuk saat ini, esok atau nanti. “
Lalu aku menjawab, “ Itu adalah pilihanmu, karena aku mempunyai sebuah komitmen dan konsisten dalam hidupku yaitu meraih pendidikanku. Ilmu untuk masa depanku. Tentunya itu yang ku sebut waktu. Maka untuk itu aku belum berpikir lebih jauh tentang hal yang sebenarnya belum untuk ku pikirkan. Aku sangat menjauhkan yang namanya PACARAN, demi menyelamatkan diriku dan menjaga diriku dari wanita-wanita yang dekat bersamaku siapapun itu. Karena kesendirianku saat ini serta menolak terjalinnya sebuah hubungan, hidupku terasa lebih baik dan bermanfaat, karena masa laluku telah mengajarkanku untuk berubah yang lebih baik, dengan syarat tidak mengulanginya kembali. Inilah aku. Aku takut Allah.
             Dia lalu menanggapi jawabanku, “ Tetapi kamu bilang kalau jodoh itu yang mengejar sukses, bukan sukses yang mengejar jodoh. “
Aku menjawab, “ Benar, jodoh itu yang mengikuti sukses, tentunya bukanlah sebuah kesuksesan jika sukses itu mengikuti jodoh. Kamu mau tau alasannya kenapa ?
Karena aku laki-laki, jika aku tidak berhasil atas ilmu dalam pendidikanku, bagaimana aku akan membimbing keluarga kecilku nanti dimasa depan. Aku memang menyayangi kamu tetapi hal itu ku anggap hal yang wajar dan tidak melampaui batas akidah agama.
Bahagia itu terletak pada ketenangan jiwa. Aku telah diselamatkan dari hukum haram berpacaran, jadi aku menolaknya saat ini. Pacaran hanya membuat rugi sang perempuan dan juga mendekati zina (zina mata, zina telinga, zina lidah, zina mulut, zina tubuh, dan lain-lain).  “
Setelah mendengar pemaparanku, dia akhirnya mengerti atas apa yang sudah ku katakan.
Terlintas dalam pikiranku, aku berdo’a untuknya, “ Yaa Allah, jagalah dia, lindungi dia, berilah hidayah serta ridhaMu, agar bisa menjadi wanita yang lebih baik lagi, menjadi insan yang shalihah yang Insya Allah surga untuknya diakhirat nanti. “
            Lalu akupun berpesan padanya :
Jangan sia-siakan hidupmu untuk hal-hal yang tidak ada manfaatnya, jangan membuat dirimu rugi sendiri. Lanjutkan dan tamatkan pendidikan ilmumu untuk masa depan. Semoga Allah melimpahkan hidayahNYA kepadamu, diberi keridhaanNYA untuk kamu, dan dipermudahkan urusanmu untuk keberhasilanmu nanti. Ingat, dibumi ada manusia, dan diatas manusia masih ada Allah yang selalu melihat, mengawasi, mendengar serta menghukum manusia yang meleset jauh dari hukum dan peraturanNYA.

SEKIAN

My Opini : 

            Guyss,, ya Akhy wa Ukhty,, inilah sebuah contoh kisah hidup yang ku alami saat ini, dimana kisah ini ku jadikan pelajaran hidupku. Semua orang pasti mempunyai masa lalu, termasuk aku, mengenal yang namanya PACARAN, tetapi itu masa lalu, dahulupun aku pernah mempunyai kekasih/pacar, namun perlu digaris bawahi bahwa aku menjalani sebuah hubungan itu hanyalah sebatas teman. Tak pernah sedikitpun aku merugikan dan merusak wanita tersebut. Itupun aku hanya pernah memegang tangannya saja, karena aku masih ingat Allah. Saat itu aku begitu dilema, disertai kegundahan, kegalauan, atas perasaan ini dahulu. Setelah aku berpikir kembali, Alhamdulillah aku pun sadar bahwa semua itu adalah salah, masa disaat aku belajar ilmu di Sekolah Menengah Atas dan mencari jati diri, habis dan sirna akibat urusan dunia yaitu pacaran yang sesungguhnya melukai hati saat berakhir.
Tersadarlah aku, bahwa aku tidak mau merugikan dan merusak seorang wanita, karena sesungguhnya itu bukanlah mukhrim aku, bagaimana jadinya nanti jika sebuah hubungan pacaran itu membekas dalam diri si wanita serta yang kelak menjadi mukhrim wanita itu mengetauinya, bukan hanya kecewa, namun rugi dan kecewa besar si mukhrim atas apa yang telah dilakukan si wanita dahulunya. Allah itu Maha Adil, jika hidupku dipenuhi dosa dengan merugikan seorang wanita, bisa dipastikan nanti aku mendapatkan jodoh yang pernah dirugikan oleh seorang lelaki, tentunya aku tidak mau seperti itu. Tetapi jika hidupku dilalui dengan memuliakan wanita, tentunya jodohku juga berasal dari kemuliaan yang aku lakukan. Aku tau bahwa Allah pasti membalas perbuatan yang sudah dilakukan oleh manusia, maupun sebuah kebaikan ataupun keburukan kita. Tentunya aku menginginkan hal yang baik, maka dari itu aku berusaha untuk melakukan kebaikan itu. Jika kita ingin mendapatkan jodoh yang baik, maka jadikan diri kita baik terlebih dahulu, jika kita ingin mendapatkan jodoh yang shalihah, maka jadikan diri kita shalih terlebih dahulu.
            Sebagaimana dijelaskan dalam Firman Allah dalam Al Qur’an :
“ Perempuan yang keji untuk laki-laki yang keji, dan laki-laki yang keji untuk perempuan yang keji pula, sedangkan perempuan yang baik untuk laki-laki yang baik, dan laki-laki yang baik untuk perempuan yang baik pula. “  ( Q.S An Nur : 26 )

            Jadi jagalah diri kita sebaik-baiknya, seperti kehormatan, harga diri, adab berpakaian, perkataan yang baik. Tentunya dengan akidah dan agama, selalu tawaqqal dan bersabar atas hidup ini, semua itu bukanlah suatu yang mustahil terwujud. Allah melindungi orang-orang yang berbuat kebaikan. Tentunya yang boleh memiliki diri kita seutuhnya adalah mukhrim yang shah dari kita sendiri dengan Ijab Qabul bukanlah pacar yang selalu mengedepankan hawa nafsu belaka namun bergelimah dosa.

Menjadi orang baik memanglah sulit, tetapi jadilah orang baik meskipun itu sulit.

Astaghfirullah hal al’azzim, Subnanallah walhamdulillah walaa ilaaha ilallahu wallahu akbar, Barakallahu fi’ik, Taqqobalallahu minna waminkum, Taqqobal yaakariim, Laa haulawalaa kuwwata illabillahil aliyyilazzim, Allumma ajirna minnaar. Sukron. J

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

POSTINGAN TERBARU

Sejarah SUBKOSS menjadi KODAM II/Sriwijaya

 

POSTINGAN POPULER