Tulisan Bergerak

Selamat Datang. Selamat Mengunjungi halaman blog saya. Semoga anda menyukainya dan menemukan apa yang engkau cari. Terima Kasih. Barakallah.

Sabtu, 13 Agustus 2016

Komunitas Pecinta Sejarah Bumi Silampari menginvertaris peninggalan rumah Pangeran Roes di Muara Lakitan

Komunitas Pecinta Sejarah Bumi Silampari 
Dalam menginventaris rumah peninggalan Pangeran Roes di Kelurahan Muara Lakitan, Kabupaten Musirawas, Provinsi Sumatera Selatan.
( 28-29 Mei 2016 )

     Di wilayah Kelurahan Muara Lakitan, terdapat tokoh yang dianggap penting bagi masyarakat disana yang kini masih dapat dijumpai hanya berupa bentuk bangunan rumahnya, akan tetapi untuk foto dan riwayat beliau sudah tidak dapat ditemukan. Tokoh tersebut bernama Roes, masyarakat Muara Lakitan sering menyebutnya dengan nama Pangeran Roes.

Dari peninggalan pangeran Roes yang masih dapat dijumpai selain rumahnya, terdapat juga kantor, pos jaga, serta sebagian perabot rumah tangga seperti meja, kursi, meja belajar, lemari, dan tempat untuk menggantung pakaian. Rumah pangeran ini bergaya lama namun terdapat unsur keterpaduan budaya eropa yaitu ditemukan simbol singa pada ukiran ventilasi pintu bagian atasnya, yang menggambarkan adanya pengaruh budaya Inggris pada arsitektur rumah tersebut.

Dari hasil observasi di lapangan, rumah Pangeran Roes berada di Kelurahan Muara Lakitan, Kabupaten Musi Rawas, berada dekat dengan tepian Sungai Musi. Rumah Pangeran Roes berukuran panjang 16 m dan lebar 16 m, berdinding kayu “Tambos” berdasarkan dari  keterangan keturunan Pangeran tersebut.

Dalam menginventaris peninggalan rumah Pangeran Roes, kita berjumlah 14 orang mahasiswa yang tergabung dalam komunitas ini serta 1 orang dosen pembimbing dalam mengarahkan pada tahap-tahap penelitian yang akan dilakukan. Pada tim ini kami dibagi ke dalam 3 bidang kelompok penelitian yakni Bidang Arsitektur, Bidang Sejarah dan Silsilah serta Bidang Makna Simbol. Tujuannya untuk mempermudah dalam menginvertaris rumah Pangerah Roes itu sendiri. Pada bidang Arsitektur, terdiri dari Aditya Arif Prasetya, Burhan, Chairuddin Nur, Ririn Kurnia, Yulia Rahmayanti, Wulan Damai Yanti, Riki Sumantri, kemudian dalam bidang Sejarah dan Silsilah terdiri dari Prasetyo selaku ketua komunitas, Susi Lestari, Berlian Susetyo. Serta pada bidang Makna Simbol terdiri dari Mei Upita Sari, Yongky Iskandar, Belina Pasriana, Rohana. Dan juga Dosen Pembimbing kami yaitu bernama Bapak Ravico, M.Hum.

Kemudian untuk silsilah keturunan pangeran Roes di perkirakan pada abad ke-18 yaitu dari tahun 1800 hingga sekarang. Pangeran Roes merupakan keturunan ke-4, beliau dilahirkan diperkirakan pada abad ke-19 sekitar tahun 1800-an pertengahan sampai akhir 1800-an.

Pangeran Roes merupakan anak ketiga dari tujuh bersaudara, dua saudara laki-laki dan dua saudara perempuan. Ayah pangeran Roes bernama Ayep Dollah dan ibunya tidak diketahui namanya. Kakeknya bernama Abu Leman dan Neneknya bernama Kamida. Selain itu juga, pangeran Roes mempunyai ibu tiri yang merupakan istri kedua dari Ayahnya Ayep Dollah bernama Hj. Bainah dari wilayah Cirebon (Jawa Barat).

Pangeran Roes mempunyai 3 orang anak dan 12 orang cucu. Anak pangeran Roes yang paling sulung bernama Dacilan Roes, yang kedua bernama Arpen Roes dan yang paling bungsu bernama Makcik. Pangeran Roes mempunyai 7 saudara, yaitu 6 saudara dari ibu kandung dan 1 saudara dari ibu tirinya.
Pangeran Roes merupakan putra dari keturunan pangeran, dikatakan demikian karena kakeknya yang bernama Abu Leman merupakan pangeran yang memerintah pada saat itu. Abu Leman merupakan keturunan dari salah satu dari keturunan mangkubumi dari Kesultanan Palembang, Abu Leman memiliki julukan sebagai Lidah Hitam.
Menurut keterangan dari bapak Syofiyan dan Ibu Nurul Huda yang merupakan keturnan dari pangeran Roes menyatakan “Sumber silsilah leluhur sanak keluarga dan keturunan dari pangeran Roes diambil dari narasumber Prigga Yuda dan dibuat berdasarkan laporan dari pasirah Moeara Lakitan kepada para penjajah belanda mengenai Stambum (Silsilah dari Pasirah). Proses pembuatan silsilah keluarga sanak keturunan Pangeran Roes di buat pada tahun 1932.”
Silsilah leluhur sanak keluarga keturunan dari pangeran Roes ditulis tangan dan dibuat pada tahun 1932. Kemudian ejaan yang digunakan masih menggunakan ejaan lama misalnya huruf U ditulis OU, huruf C ditulis J, dan Huruf J ditulis TJ.
 



  Gambar 1.1.

Rumah Pangeran Roes tampak depan
 

 Gambar 1.2.

Rumah Pangeran Roes tampak samping



          Namun ada hal lain yang dapat ditemukan sehingga menjadi keunikan dan juga ketertarikan sendiri bagi peneliti, yaitu bersebelahan dengan rumah Pangeran Roes, kurang lebih sekitar 70 m, terdapat bangunan berupa sebuah masjid yang diarsiteki langsung oleh tokoh proklamator kita yaitu Ir. Soekarno. Masjid ini bernama masjid Raudhatusaadah yang berciri khas atap limas pada bagian atap masjid. 
        Selain itu juga, bersebelahan dengan Masjid Raudhatusaadah, terdapat juga peninggalan berupa bangunan sekolah peninggalan zaman Belanda.




Gambar 1.3.
Masjid Raudhatusaadah
yang diarsiteki langsung oleh Bung Karno



Gambar 1.4.
Bangunan Sekolah peninggalan zaman Belanda



Gambar 1.5.
Hasil Penelitian diekspos ke Koran Harian Silampari
yang terbit pada 1 Juni 2016 


  
 Gambar 1.6.
Photo bersama dengan keturunan Pangeran Roes




Motto Penulis :
          " Sejarah merupakan bagian dari hidup. Di dalamnya terdapat proses dimana terciptanya sebuah bangsa dan negara. Pengetahuan dan wawasannya dirasa perlu untuk menunjang keingintahuan seseorang.

Cari !!!
Temui !!!
Gali !!!
Ketahui !!!
Dan Pelajari sejarah !!!

          Karena hanya orang yang mempelajari sejarah yang dapat menjalani masa sekarang dan masa depan dengan baik. Oleh karena itu, jangan lupakan sejarah !!!
          Jika engkau tidak tahu sejarah, maka engkau tidak akan tahu apapun. Sebab engkau engkau adalah sebuah daun, yang tanpa disadari, bahwa engkau adalah bagian dari sebuah pohon. "

Oleh Berlian Susetyo
( 1601-280594-002 )






POSTINGAN TERBARU

Sejarah SUBKOSS menjadi KODAM II/Sriwijaya

 

POSTINGAN POPULER