PEMBAHASAN
Tatto adalah salah satu simbol mengekspresikan
kebudayaan dan merupakan seni yang dapat dilihat. Melalui tatto, beberapa suku
di dunia dapat mengekspresikan apa yang mereka harapkan dalam hidupnya. Itu
berarti tatto menjadi salah satu alat yang dipergunakan masyarakat untuk
mengungkapkan suara hati mereka. Tatto yang terdapat dalam perseorangan maupun
suku-suku tertentu mempunyai makna dan fungsi yang berbeda-beda, simbol yang
digunakan untuk membuat tatto biasanya sangat sederhana dan diambil dari
kebudayaan asli mereka.
Manusia
dapat mengekspresikan luapan emosinya melalui gerak tubuh, nyanyian, alat
musik, dan lukisan. Dalam hal melukis, tubuh dapat dijadikan sebagai sarana
melukis yang disebut dengan tatto. Tatto menggunakan kulit tubuh sebagai alat
untuk menyampaikan ungkapan. Tatto sebagai bahasa rupa dengan berbagai ragam
dan gambar simbolis yang bermakna, seperti yang ditemukan di Kepulauan
Mentawai.
Seni tatto
tubuh sering dipakai oleh suku-suku terasing di suatu wilayah di dunia dengan
fungsi yang hampir sama di berbagai tempat atau suku yaitu : Pertama,
tatto sebagai simbol prestasi dari hasil berburu binatang, keberanian,
keterampilan, pengobatan. Kedua, tatto merupakan perintah
religius kepada masyarakat yang diyakini sebagai perintah dewa atau Tuhan. Ketiga,
sebagai bukti ketabahan dalam melewati masa peralihan dari gadis ke perempuan
dewasa, perempuan dewasa ke ibu, tatto juga dianggap mampu mengatasi rasa sakit
dan duka. Keempat, sebagai jimat mujarab, simbol kesuburan dan kekuatan
dalam melawan berbagai penyakit dan kecelakaan.
Bagi suku
Mentawai, tatto merupakan bentuk ekspresi seni dan juga perlambang status
sosial dalam masyarakat. Selain itu, tatto dapat pula dianggap sebagai pakaian
abadi yang akan dibawa mati. Selain itu, tatto ini juga berfungsi sebagai alat
komunikasi, yaitu untuk menunjukkan jati diri dan untuk perbedaan status sosial
dalam masyarakat. Tatto ini biasanya memenuhi sekujur tubuh, mulai dari kepala
hingga ke kaki. Bahkan konon orang Mentawai menato tubuh mereka agar kelak
setelah meninggal, mereka dapat saling mengenali leluhur mereka.
Tatto juga
sebuah tahap penyempurnaan jiwa dan raga demi mencapai kesempurnaan harmony spirit of the forest. Orang
Mentawai sudah menato tubuhnya sejak kedatangan mereka ke pantai barat
Sumatera. Bangsa Proto Melayu ini datang dari daratan Asia (Indocina) pada
Zaman Logam, sekitar tahun 1500 SM-500 SM. Itu artinya, tatto mentawailah yang
tertua di dunia. Namun ada juga yang mengatakan bahwa tatto Mesir ialah yang
paling tua, sebagaimana disebut-sebut berbagai buku. Sebutan tatto konon
diambil dari kata tatau dalam bahasa
Tahiti. Kata ini pertama kali tercatat oleh peradaban Barat dalam ekspedisi
James Cook pada tahun 1769.
Tatto tubuh
pada masyarakat Suku Mentawai ini banyak ditemukan tatto yang bermotif Pohon
Sagu. Motif pohon sagu pada tubuh Sikerei mempunyai makna. Pohon sagu sebagai
pohon kehidupan sebagai sumber pangan yang tidak akan pernah habis. Motif pohon
sagu ini selalu terdapat pada tubuh setiap dukun adat (Sikerei). Tidak hanya
Sikerei yang memiliki tatto di tubuh, tetapi juga masyarakatnya, karena
masyarakat Mentawai percaya benda-benda seperti batu, hewan, dan tumbuhan harus
diabadikan di atas tubuh,
Ketika anak
lelaki yang memasuki akil balig, usia 11-12 tahun, orang tua memanggil sikerei (kepala suku). Mereka akan
berunding menentukan hari/bulan pelaksanaan penatoan. Setelah itu, dipilihlah sipatatto (seniman tatto). Sipatatto ini
bukanlah jabatan berdasarkan pengangkatan masyarakat, seperti dukun atau kepala
suku, melainkan profesi laki-laki penatoan. Keahliannya harus dibayar dengan
seekor babi. Sebelum penatoan akan dilakukan punenenegat (upacara inisiasi)
yang dipimpin Sikerei, di puturukat
(galeri milik sipatatto). Setiap orang Mentawai, baik laki-laki maupun
perempuan dapat memakai belasan tatto disekujur tubuhnya.
Tatto
Mentawai, seperti juga tatto tradisional lainnya, diwariskan dengan pola-pola
dan motif yang sama secara turun temurun. Sehingga tidak akan ada perkembangan
maupun perubahan, karena setiap tatto sudah memiliki arti, makna dan aturan-aturannya
tersendiri. Motif-motif dan desain tatto Mentawai tidak diciptakan untuk
ditorehkan pada tubuh secara tunggal atau berdiri sendiri, melainkan di desian
lengkap untuk seluruh bagian tubuh yaitu dada, punggung, sisi rusuk, perut,
lengan tangan, pinggul, pantat, paha, betis, kaki, leher dan wajah. Keseluruhan
motif dan desian terdiri dari garis-garis geometrical sederhana yang melintang
diberbagai bagian tubuh dan berakhir dengan garis-garis kurva pada kedua belah
pipi wajah.
Pemaknaan dan Motif Tatto suku Mentawai antara lain :
ü
Pohon, Gunung, Matahari, Hewan, Batu
merupakan wujud penghormatan suku Mentawai terhadap alam.
ü
Babi, Rusa, Kera, Burung, Buaya,
melambangkan seseorang pemburu binatang, sesuai dengan hewan apa yang diburu.
ü
Alat perang dan daun beraneka motif
merupakan hasil kreatifitas mereka sendiri. Elemen utama dari desian
keseluruhan adalah garis sentral yang mengarah ke dagu, kemudian menuju
kebagian atas area rambut kemaluan, garis ini kadang terputus dan mengarah
menuju pundak danbahu yang bercabang kebagian tubuh atas lainnya. Terlihat
jelas pada bagian dada yang menyimbolkan bunga pohon sagu. Elemen garis pada
kaki bermakna batang pohon utama, garis putus-putus yang panjang pada lengan
turun kebawah menuju pergelangan tangan melambangkan cabang-cabang pohon.
Perlu
digaris bawahi bahwa, Tatto Mentawai tidak ada bermotif tengkorak sebagai
simbol kepala orang yang dibunuh. Mencacah tatto tengkorak di badan dianggap
mengejek musuh dan akan menyebabkan peperangan yang tak berkesudahan. Suku
Mentawai mematuhi larangan agar jangan membangkitkan dendam dan sakit hati.
Bahkan justru sebaliknya, seorang Mentawai yang berhasil membunuh, maka nama
pembunuh tersebut dilarang untuk disebut agar tidak menyinggung perasaan
keluarga lawan yang dibunuh.
Tatto
Mentawai luar biasa dan unik, memenuhi seluruh tubuh dari kepala sampai kaki,
dan sarat dengan simbol dan makna. Bagi orang Mentawai, tatto merupakan roh
kehidupan.
Menelusuri
pusat kebudayaan Mentawai di Pulau Siberut, ada sedikitnya empat kedudukan atau
fungsi tatto pada suku Mentawai, ialah sebagai berikut :
1) Fungsi
Sosial
Tatto memiliki fungsi untuk menunjukkan jati diri dan
perbedaan status sosial atau profesi. Misalnya, tatto dukun atau sikerei
berbeda dengan tatto ahli berburu. Ahli berburu dikenal lewat gambar binatang
tangkapannya, seperti babi, rusa, kera, burung, atau buaya. Sikerei diketahui
dari tatto bintang sibalu-balu dibadannya
2) Fungsi
Kosmologis
Bagi masyarakat Mentawai, tatto juga memiliki fungsi
sebagai simbol keseimbangan alam. Bagi suku Mentawai, benda-benda seperti batu,
hewan, dan tumbuhan harus diabadikan di atas tubuh. Mereka menganggap semua
benda itu memiliki jiwa.
3) Fungsi
Estetis
Fungsi tatto yang lain adalah keindahan atau memiliki
fungsi estetis. Selain mentatto tubuh mereka dengan simbol-simbol tertentu,
masyarakat Mentawai juga boleh mentatto tubuh sesuai dengan kreativitasnya.
Suku Mentawai pun boleh menorehkan tatto pada orang di luar suku Mentawai,
sebagai bentuk seni.
4) Fungsi
Religius
Kedudukan atau fungsi tatto yang menjadi dasar adalah
fungsi religius, yang berhubungan dengan kepercayaan suku Mentawai, yaitu Arat Sabulungan. Arat Sabulungan
diartikan sebagai sekumpulan daun yang dirangkai dalam lingkaran yang terbuat
dari pucuk enau atau rumbia, yang diyakini memiliki tenaga gaib kere atau
ketse. Inilah yang kemudian dipakai sebagai media pemujaan terhadap Tai Kabagat Koat atau Dewa Laut, Tai Ka-leleu atau roh hutan dan gunung,
dan Tai Ka Manua atau roh
awang-awang.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar